29 Sep 2011 Virtualisasi dengan z/VM Makin Heboh
z/VM adalah salah satu OS mainframe. Fungsi utama z/VM adalah untuk menyelenggarakan virtualisasi sistem. Teknologi ini sangat menguntungkan bagi penyelenggara peternakan server. Selain fisik dan administrasinya sederhana, secara ilmiah komputasinya juga lebih efisien dibanding memelihara server kevil-kecil dalam jumlah banyak.
z/VM dalam konfigurasi Multisystem
Konfigurasi multisystem dalam teknologi mainframe System z sangat beragam, dari sekedar loosely coupled hingga parallel sysplex. Lokasinya pun beragam, mulai dari satu ruangan, beda gedung hingga beda kota beda propinsi. Selain untuk keperluan disaster recovery, multisystem juga digunakan untuk mengakomodasi aplikasi yang mencakup beberapa zona waktu yang berbeda.
Semula z/VM tidak ada yang istimewa. Virtualisasi dilakukan tiap individu mesin secara terpisah. Tidak seperti z/OS yang memiliki WLM untuk berbagi sumberdaya menanggung beban bersama dalam konfigurasi parallel sysplex. Memang misi z/VM hanya melayani virtuallisasi dan menyatukan beban ke dalam satu mesin, bukan memecah dan membaginya. Caranya dengan meng-hosting server kecil-kecil ke virtual hardware. Otomatis akan terjadi penyetimbangan layanan dan pemerataan beban karena alokasi sumberdaya sistem dilakukan secara dinamik. Sehingga throughput keseluruhan meningkat. Sangat berbeda dengan ketika mereka berada di peternakan real hardware yang statik dan sama sekali tidak ada pemerataan beban.
Manfaat yang didapat selain menyederhanakan hardware dan administrasi, juga keamanan dan alokasi sumberdaya dinamik seperti yang dijelaskan di atas.
Soal backup dan disaster recovery, z/VM memanfaatkan kelebihan mainframe termasuk mirroring dan teknologi software pendukungnya. Pada umumnya server kecil-kecil yang diternak dalam z/VM adalah Linux dan bukan untuk aplikasi mission-critical. Sehingga soal ini bukan menjadi kekurangan bagi z/VM. Dan kenyataannya, manakala virtual hardware harus menopang aplikasi mission-critical, tentu guest OS yang dipilih adalah z/OS dan semua fitur pendukung mission-critical tetap tersedia sebagaimana ketika running native.
Kelebihan lain virtualisasi adalah manakala diperlukan interaksi antar guest. Katika mereka berada di real hardware, interaksi antara mereka tentu dilakukan melalui real network. Apapun medianya, bisa sinar, frekuensi maupun kabel, real network tentu memerlukan tahapan panjang dari memori sumber ke media dan ke memori target. Ini akan sangat berbeda dengan ketika ereka berada di virtual hardware. Interaksi antar mereka hanya berlangsung di memori itu-itu juga tanpa sepengetahuan OS mereka. OS mereka tetap melakukan konversi format data dari memori ke network dan sebaliknya. Tetapi selepas itu tidak ada lagi tahapan transmisi maupun batasan bandwidth. Kecepatannya pun hanya timeslice dalam multitasking. Karena semua hanya tipuan z/VM.
Interaksi antar guest OS di satu mesin dengan guest OS di mesin lain tidak mendapatkan manfaat virtualisasi. Karena mereka harus melalui real network. Sehingga sangat tergantung teknologi networking yang digunakan
Kekurangan z/VM dalam mengelola multisystem ketika itu hanyalah dalam alokasi sumberdata sistem. Di dalam mesin yang sama, alokasi sumberdaya merata karena dinamik. Namun dari mesin ke mesin lain tidak ada pemerataan. Guest hanya mengkonsumsi sumberdaya sistem dimana dia berada. Antar mesin tidak ada pemerataan beban seperti z/OS dengan WLM-nya. Sehingga ketika ada guest yang kekurangan sumberdaya, administrator harus merelokasinya secara explisit. Tentu harus menggunakan langkah-langkah yang jitu untuk mengupayakan downtime sependek mungkin bagi guest yang direlokasi.
Gebrakan z/VM V6R1 untuk Multisystem
Pada tanggal 7 Juli 2009, IBM mengumumkan statement of direction (SOD) untuk z/VM V6R1 tentang 2 gebrakan teknologi virtualisasinya dalam mengelola konfigurasi multisystem. Dua gebrakan ini menjawab kelemahan z/VM yang diuraikan di atas.
Gebrakan pertama adalah kolaborasi antar z/VM host dalam multisystem membentuk sebuah single system image atau kesan sistem tunggal. Dengan demikian, dari sisi guest tidak ada lagi batas-batas antara sistem satu dengan lainnya. Sumberdaya yang diberikan kepada seluruh guest adalah benar-benar jumlah dari semua sumberdaya seluruh sistem yang tergabung dalam konfigurasi multisystem tersebut.
Gebrakan yang kedua adalah live guest relocation. Fitur ini memungkinkan administrator memindahkan guest dari satu sistem ke sistem lain tanpa downtime. Sepertinya fitur ini tidak kalah canggih dengan WLM dalam z/OS dalam konfigurasi parallel sysplex. WLM mendistribusikan beban secara otomatis ke seluruh z/OS host secara berimbang pada saat beban di-start. Tetapi beban running tidak bisa dipindahkan dari host ke host lain. Perpindahan beban hanya terjadi bilamana host yang mendukungnya mati. Sedangkan x/VM 6.1 tidak otomatis mendistribusikan beban. Tetapi beban (dalam hal ini guest) bisa dipindahkan dari host ke host lain dalam keadaan tetap hidup.
Dua gebrakan z/VM 6.1 ini diharapkan menutupi kekurangan z/VM versi sebelumnya, terutama dalam hal pemerataan sumberdaya dan kesetimbangan beban. Karena tampil sebagai sistem yang terkesan tunggal, maka guest bisa saja memanfaatkan sumberdaya dari salah satu, dua atau lebih sistem yang ada. Administrator bisa merelokasi setiap guest yang dirasa kurang dukungan tanpa harus men-shutdown-nya.
Dalam hal interaksi antar guest juga ada kelebihan meskipun tidak terlalu signifikan. Penampilan single image tidak berarti networking antar guest sepenunya diselenggarakan dalam memori. Untuk antar guest yang berada dalam satu real system jelas dilakukan melalui memori. Tetapi yang antar guest yang berada di real system terpisah tentu tidak melalui memori. Meskipun terkesan sistem tunggal, memorinya kan tidak nyambung 🙂 Mau tidak mau harus melalui jembatan penghubung. Namun demikian, karena tampil sebagai sistem tunggal, meskipun menyeberang, networking antar guest bisa dikelola oleh hypervisor melalui media penghubung multisystem yang menggunakan media I/O. Tentu kecepatannya jauh lebih tinggi.
Kolaborasi dengan power/VM pada zBX
Gebrakan selanjutnya adalah kolaborasi tingkat hypervisor dengan power/VM yang diwarnai dengan hadirnya arsitektur zEnterprise BladeCenter (zBX) pada mainframe z196. zBX adalah bentuk final dari arsitektur Power System yang merupakan penggabungan antara System i dan System p. Arsitektur ini memberi keleluasaan pengguna untuk beternak server secara jitu memanfaatkan kelebihan mainframe System z.
Apa manfaatnya bagi kita?
Di era cloud computing, teknologi virtualisasi z/VM 6.1 ini sudah bisa dikatakan cloud resources untuk konfigurasi multisystem. Sehingga merupakan perjodohan yang serasi. Soal seberapa bermanfaat bagi pengguna, tentu akan kembali kepada kebutuhan si pengguna itu sendiri. Kuncinya ada di wawasan dan pemahaman si pengguna tersebut tentang dunia IT dan komputasi. Pengguna yang banyak duit dan mudah silau dengan teknologi bisa saja kesasar memasang multisystem mainframe dengan z/VM 6.1 hanya untuk 10 Linux server sederhana. Pengguna yang tidak pernah dengar mainframe bisa jadi beternak ribuan server dengan mesin berbasis Intel meskipun harus blepotan menanganinya setiap hari. Oleh karena itu saya tulis cerita ini sebagai masukan bagi mereka yang sebenarnya memerlukan tetapi tidak pernah tahu.
Hemat saya, e-Gov memerlukan teknologi ini. Sebagaimana pernah saya tulis di posting terdahulu bahwa e-Gov merupakan komputasi mission-critical terpusat berskala besar yang memerlukan mainframe. Tentu porsi yang benar-benar mission-critical atau harus terpusat harus dikelola dengan z/OS di mainframe induk. Sistem induk ini perlu 2 atau 3 z/OS host dalam konfigurasi GDPS untuk gotongan beban sekaligus saling backup manakala terjadi disaster.
Sedangkan porsi yang non-mission-critical dan tidak mengharuskan terpusat bisa diselenggarakan dengan beberapa mainframe yang tergabung dalam multisystem dan dikelola dengan z/VM sebagai single image. Mainframenya bisa numpang logical partition (LPAR) di setiap host di sistem induk jika kapasitasnya cukup, atau benar-benar mainframe terpisah yang terkoneksi dengan sistem induk, atau kombinasi sebagian LPAR dan sebagian mainframe terpisah. Semua beban di porsi ini di-hosting sebagai virtual server dalam z/VM. Sehingga tidak ada lagi server di instansi-instansi pemerintah baik di tingkat daerah maupun pusat. Semuanya ada mainframe yang dikelola oleh satu instansi yang ditunjuk pemerintah pusat. Semua pengadaan hardware maupun software ditangani secara terpusat oleh instansi tersebut untuk memudahkan pengendalian dan pengawasan.
Topik-topik terkait
- Komputer Mainframe
- OS Mainframe
- GDPS – Konfigurasi Sistem Komputer Antar Kota Antar Propinsi
- Downsize – Manfaat apa Mudharat?
- Mainframe z/Enterprise, Cara Jitu Beternak Server
- Capacity Planning untukVirtualisasi
- Mainframe Solusi Paling Jitu untuk e-Gov
- Web Server Sederhana Berbahanbaku Rexx untuk z/OS
- Awan Cumulonimbus Hadir di Jagat IT
No Comments