zJOS, Produk Lokal yang Perlu Revitalisasi dan Keberpihakan

13 Mar 2021 zJOS, Produk Lokal yang Perlu Revitalisasi dan Keberpihakan

zJOS, sebuah paket perangkat lunak robotik, yang berfungsi menggantikan operator komputer mainframe bikinan putera Nusantara, kini terancam telantar.   Produk ini diarsiteki, dirancang, dibangun, dirawat dan dikembangkan serta dipasarkan oleh pelaku tunggal, yang hari ini sudah manula.    Pertama kali diluncurkan pada pertengahan  2003.   Namun, hingga saat ini hanya dipakai satu instansi saja, sebuah bank plat merah, sebut saja Bank X, sebagai pengguna tunggal sejak tahun 2004.    Sehingga tidak bisa berkembang menjadi industri besar.    Bahkan entah bagaimana nasibnya jika sang pembuat sudah tiada.

Padahal bisnis software itu cukup menarik.   Tak perlu gudang dan kontainer.   Cukup dalam CD atau flashdisk masuk saku.   Atau unduh langsung dari internet.   Tapi berkahnya lumayan.   Pernah dengar bocoran, produk brand seperti IBM, CA, BMC, ASG dll, install-base sekelas Bank X yang hanya untuk menangani kartu kredit, harus membayar Rp 4M per tahun sebelum diganti dengan zJOS.   Berarti angka pengadaan di tahun pertama setidaknya Rp 20M.   Karena angka tahunan hanya 10-20% dari initial charge.

Install-base di Bank X hanya 1/5 dari kapasitas install-base di BCA.  Berarti biaya robotik software di BCA setidaknya 5 kali lebih besar.   Rp 100M di awal dan Rp 20M tahunan.   Semua ini hanya perkiraan.   Yang tahu persis hanya pihak yang terkait langsung.   Lagi pula ada faktor nego dan analisis prospek lain yang membuat angka itu bisa tidak sama meski kapasitas sistemnya sama untuk produk yang sama.

Untuk saat ini, dimana zJOS di tangan pelaku tunggal hanya berlaku di platform mainframe, prospeknys sangat terbatas, hanya BNI, BRI, BCA, Maybank, UOB, BOT dan KPTI DKI.   BRI dan DKI mungkin seukuran Bank X.   Tetapi Maybank, UOB dan BOT boleh jadi setara BCA.   Sehingga estimasi kasar biaya robotisasi mereka total Rp 300M untuk pengadaan awal dan Rp 92M tahunannya.

Andaikan zJOS memiliki corporate guarantee yang bisa meyakinkan mereka dan menawarkan biaya 1/2nya, kemungkinan mereka akan beralih ke zJOS.  Terlebih zJOS faktanya memiliki kelebihan.   Dan terlebih lagi jika ada keberpihakan pemerintah terhadap produk lokal seperti di India, Korea, Malaysia dan banyak negara lain.   Keberpihakan ini bukan berupa himbauan semata, melainkan perangkat hukum dan perundangan.

Akan lebih menarik lagi jika zJOS juga dikembangkan ke platform lain di luar mainframe.   Per install-base memang tidak sebesar mainframe, hanya sekitar USD 29K untuk produksi dan USD 19K untuk non-produksi (ref).   Tetapi populasi mereka sangat banyak.

Apa itu ROBOT?

Awalnya disebut otomasi.   Namun entah karena rancu dengan pengertian komputer itu sendiri, akhirnya banyak pihak memilih istilah robot atau bot.   Jadi, komputer adalah alat untuk mengotomasikan aktivitas pengelolaan sistem informasi, sedangkan robot adalah alat untuk mengotomasikan aktivitas pengoperasian sistem komputer.

Yang dikerjakan robot semisal, mengaktifkan dan menonaktifkan aplikasi-aplikasi tertentu, menyalin file-file tertentu, menghapus data tertentu, melakukan backup, menjawab konfirmasi tertentu baik dari aplikasi maupun OS, dan .. masih banyak lagi.   Pekerjaan-pekerjaan semacam ini umumnya dilakukan secara rutin, ada yang tiap hari, ada yang hari-hari tertentu, ada yang tanggal-tanggal tertentu dan ada pula yang saling trigger antar tindakan.   Umumnya yang paling banyak justru saling trigger antar tindakan dan/atau kejadian.    Semisal, aktifkan aplikasi X setelah aplikasi A dan B selesai.    Salin file A ke B jika ada pesan error dari aplikasi C.   Dan… masih banyak lagi.

Pekerjaan-pekerjaan semacam itu semula dilakukan secara manual oleh operator.   Tentu ada resiko kesalahan karena ketelitian maupun keterlambatan karena harus mengingat atau membaca buku pedoman.    Makin besar skala komputer, makin banyak pekerjaan operator dan tentu makin tinggi pula resikonya.   Untuk menekan resiko, diperlukan robot untuk menggantikan tenaga manual.   Maka hadirlah produk-produk robot dan zJOS adalah salah satunya.    Hebat bukan?

Kenapa selama 17 tahun hanya dapat satu pemakai?   Tak mampu memasarkan?

Betul!  Tidak punya tim pemasaran yang profesional.  Sudah dicoba sendiri ke sejumlah instansi, namun hasilnya nihil.   Karena zJOS tidak didukung brand maupun corporate guarantee yang memadahi.

Komoditas publik seperti mobil, konsumen lebih mengutamakan selera dan keunggulan produk ketimbang latarbelakang brand dan dukungan purna jual.   Itulah kenapa mobil Jepang lebih laku ketimbang mobil Eropa yang brand-nya sudah berkibar jauh lebih dulu.  Akhirnya toh, karena di pasar menang, brand dan dukungan purna jual mobil Jepang hari ini sudah setara bahkan melampaui mobil Eropa.

zJOS tidak seperti mobil Jepang.   Tanpa harus nanya-nanya ke Toyota, publik sudah keburu yakin LandCruiser lebih unggul ketimbang RangeRover, meskipun lebih murah.  Calon pembeli mencari testimoni sendiri di lapangan dan di internet.

zJOS bukan komoditas publik.   zJOS adalah piranti bisnis besar yang konsumennya lembaga, bukan individu.  Calon pengguna selalu mengutamakan brand sebagai corporate guarantee, bukan testimoni lapangan.   Karena memang hanya faktor itulah yang bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.  Dan karena faktor itulah zJOS selalu berhadapan dengan pintu tertutup.

Tapi kenapa bisa masuk ke Bank X?

Karena ketika itu kondisi darurat (emergency).   Ibarat di medan perang, siapa berani, angkatlah senjata dan majulah ke medan tempur.   Pendaftaran resmi, pangkat dan gaji menyusul setelah aman.  

Ketika itu Bank X sedang dirundung kegagalan terus-menerus operasi software produk Computer Associates Inc (CA) dari tahun 2000 hingga 2003.    Lantas seseorang dipanggil pada awal 2003 untuk memperbaiki.   Tentu orang yang kemampuan teknisnya sangat dipercaya.   Tapi dia menolak karena tidak legal mengoprek produk orang lain.   Berhubung sangat darurat,  dia menawarkan untuk membuatkan produk serupa dan tawaran itu diterima.   Rupanya itulah takdir kelahiran zJOS.

Setelah produk jadi dan dipasang di Bank X pada pertengahan 2003, terbukti operasi berjalan normal dan lancar.   Bahkan sejumlah kemudahan dihadirkan yang benar-benar mampu mewujudkan solusi yang semula tak terpikirkan.

Setelah setahun bertempur tanpa pangkat dan bayaran, Bank X lantas mengundangnya untuk ikut tender pada pertengahan 2004 dalam rangka mencari pengganti produk dari CA yang gagal melulu itu.   Tentu saja zJOS menang.   Bukan semata karena paling murah.   Melainkan karena kelebihannya sudah mereka rasakan nyata selama hampir setahun.

Rekam jejak di Bank X tentu bisa menjadi rujukan bagi situs lain donk?

Pasti!   Jika saja mereka mengalami kondisi darurat seperti Bank X.   Situs lain kebetulan memakai produk yang kompatibilitasnya tidak buyar menghadapi perkembangan teknologi pasca milenium seperti Bank X.

Sehingga yang dibutuhkan tim pemasaran yang handal.   Bukan menunggu ada yang darurat lagi, tak elok!   Tim inilah yang harus meyakinkan calon pengguna bahwa zJOS lebih layak bagi mereka.   Karena selain lebih murah, memakai zJOS berarti ikut kontribusi memperjuangkan kemajuan bangsa melalui industri software.

Kenapa tidak merekrut tim pemasaran yang handal?

Tidak punya modal untuk membayar mereka.   SDM handal mana yang mau join dengan perusahaan ecek-ecek yang cukup berteduh di sepetak ruko di Bogor.   Mereka tentu memilih tempat yang menjanjikan masadepan yang cemerlang.

Bukankah tak elok masalah bisnis pribadi curhat ke publik? 

Betul!    Itulah makanya tertahan sampai 17 tahun tak ada yang tahu.   Sekali tempo ditulis dengan sangat implisit.   Sesekali vulgar tapi untuk kasus tertentu saja, tak utuh.     Kali ini terpaksa harus menahan rasa risih demi tersampaikannya misi yang sebenarnya, yang seirama dengan apa yang sering dikumandangkan oleh setiap pemimpin kita sejak Presiden Soekarno hingga Presiden Joko Widodo.

Misi apa di balik zJOS?

Membangun industri untuk memajukan bangsa dan negara.   Industri software adalah industri teknologi mutakhir yang modalnya paling kecil.   Mesin produksi dan laboratoriumnya cukup komputer.   Tidak memerlukan gudang karena produknya cukup disimpan di situs internet.   Transportasinya sangat murah dan cepat, cukup dengan download.   Ruang kerja bisa dari rumah masing-masing.   Bahkan bisa menjadi produk dengan kandungan lokal 100% karena tidak memerlukan bahan baku impor.    Dan yang paling menarik, harga produknya tidak kalah dengan produk-produk fisik.    Satu-satunya yang mahal hanyalah SDM.   Umumnya lebih mahal dari SDM bidang lain.

Potensi apa yang dimiliki zJOS untuk misi industri?

Pesaingnya masih sangat sedikit.   Padahal setiap server berskala besar dalam situs terpusat seperti perbankan dan pemerintahan sangat membutuhkannya.   Kebetulan juga zJOS memiliki sejumlah keunggulan yang membawanya masuk di Bank X.

Perlu diketahui, perangkat lunak robot sekelas dan sefungsi zJOS sejauh ini hanya diproduksi oleh 4 perusahaan besar, IBM, CA, BMC dan ASG.    Nilai bisnisnya pun sangat menggiurkan.   Kontrak awalnya bisa belasan milyar rupiah dan tahunannya juga milyaran rupiah untuk setiap instalasi.   Angka ini tentu beragam sesuai skala komputer pengguna.    Makin besar komputernya, makin besar pula angka kontrak awal dan tahunannya.

Meski faktanya teknisnya tidak kalah dibanding produk brand mewah IBM, CA, BMC dan ASG, terpaksa zJOS harus mengalah menerima 1/10 dari rivalnya.   Maklum hanya berpayung bendera kelas ruko.   Namun patut diyakini kehadiran zJOS akan menjadi inspirasi bagi generasi muda yang berbakat, andaikan mereka tahu.  Oleh karena itu curhat seperti ini penting.   Lagi pula, angka 1/10 dari produk brand mewah tidak kecil-kecil amat bagi perusahaan kelas ruko jika ditilik dari pekerjaan kesehariannya yang hanya standby.

Jalan panjang menuju industri?

Pasti!   Jika mulai dari nol :).   Tapi bagi kita tidak!   Karena sudah ada zJOS.   Bahkan untuk membangun lembah silikon pun  tidak perlu banyak berkhayal.    Langsung saja dimulai dari zJOS.   Karena reputasi zJOS menjadi robot di Bank X selama 17 tahun merupakan bukti shahih yang tak terbantahkan.    Bahkan stabilitas dan efisiensinya dalam mengkonsumsi memori dan CPU, nyaris melampaui seluruh produk software yang ada disana.    zJOS seharusnya menjadi salah satu kebanggaan nasional di bidang industri dan rekayasa perangkat lunak.

Nah tuh… mudah.   Tidak dari nol.   Tunggu apa lagi?

Memang sudah!    zJOS memang produk industri.   Namanya keren.. “Nusantara Software Industry” disingkat NSI.   Logonya juga keren.   Tetapi hanya lapak sekelas ruko dan di dalamnya hanya pelaku tunggal.   Pasar umumnya belum bisa menerima kondisi seperti itu.

Kebanggaan nasional?   Apa sih hebatnya zJOS? 

Karya teknologi hadir di negara berkembang seharusnya menjadi kebanggaan.   Terlebih produknya software robot, tentu memiliki kecanggihan tersendiri, karena tidak mudah ditiru apalagi dibajak.

Tidak mudah membuat robot seperti zJOS.   Karena harus membedah rahasia jeroan OS.    Maka tak heran di dunia ini hanya ada 4 perusahaan besar yang memproduksi robot seperti zJOS, yaitu IBM, CA, BMC dan ASG.

zJOS hadir belakangan, menjadi yang ke 5.   Sebagai pendatang baru, tentu harus ada kelebihan supaya bisa diterima pengguna seperti Bank X.   Harga murah meriah, bahkan gratispun, bukan alasan untuk dipilih oleh perusahaan sebesar Bank X jika tanpa keunggulan teknis yang memang urgen diperlukan.    Inilah yang patut dibanggakan.

Setelah publik tahu, negara tahu… lantas harus bagaimana?

Diakuisisi untuk direvitalisasi dengan bendera megah.   Hanya dengan cara ini SDM yang berkualitas tinggi tertarik untuk join karena melihatnya sebagai lahan yang menjanjikan masadepan.   Sehingga zJOS akan meluncur sebagai produk yang memiliki corporate garantee yang jelas, bukan one man show lagi seperti sekarang.

Akan dipermudah lagi jika ada keberpihakan yang nyata dari pemerintah.   Artinya bukan sekedar himbauan dengan pekik heroik saja.   Melainkan ada landasan hukum yang mengikat seperti yang dilakukan di beberapa negara, termasuk India, Korea, Malaysia, Thailand dan sebagainya.   Perusahaan Korea di luar Korea, membeli produk non-Korea sangat tidak mungkin, kecuali tidak ada rival produk Korea.   Itu bukan saja karena rasa nasionalisme mereka yang tinggi.  Tapi ada sanksi hukumnya.

Dengan demikian, sementara zJOS yang ada sekarang ini bisa dipasarkan ke instansi-instansi pengguna mainframe, seperti BCA, BRI, MayBank, UOB, BOT dan DKI.   Sementara di dapur juga dikembangkan oleh generasi penerus untuk menembus semua platform IT.

Seperti digambarkan di awal tulisan ini, di platform mainframe, zJOS versi sekarang ini dikemas oleh bendera megah bisa mengharapkan revenue Rp 150M dari pengadaan awal dan Rp 45M dari angka tahunan.   Ini dengan asumsi kita jual 1/2 harga produk asing.

Setelah dikembangkan ke platform lain, maka akan ada tambahan revenue Rp 350juta per install-base per tahun.   Padahal platform non-mainframe buanyak sekali.   Untuk pemerintah saja, tentu sebanyak pemprov, pemkab dan pemkot.   Belum perusahaan swasta dan BUMN.

Bagaimana dengan pasar di luar Indonesia? 

Jika di negeri sendiri sudah menjadi tuan rumah, pasar regional maupun global tidak mustahil.   Dengan dukungan SDM milenial yang berwawasan global, tentu zJOS akan berkembang menjadi produk multiplatform yang unggul dan dikemas dengan metoda-metoda milenial untuk meraup pendapatan sebesar-besarnya selagi belum banyak pesaing.

Cara lain untuk mengejar kesetaraan brand dengan produk-produk asing yang meluncur lebih dulu, adalah dengan diakuisisi oleh pemain kawakan.

Sepanjang tahun 2008 sampai 2010 setidaknya zJOS sudah pernah 4 kali dipinang, 3 dari US dan 1 dari jiran kita Malaysia.    Tawaran pinangannya pun berbeda-beda.   Ada yang beli putus material, dokumen dan transfer teknologi.    Ada yang tetap ada kerjasama.  Copyright mereka beli.   Tetapi lab dan development tetap di tangan kita di bawah bendera mereka.

Sayang sekali semua itu mundur teratur setelah mengetahui user zJOS hanya Bank X.   Ternyata mereka meragukan kualitas produk yang belum mencapai 50% pasar lokal.   Artinya, suatu produk jangan mimpi mampu menembus pasar regional apa lagi global jika belum menjadi tuan rumah di negeri sendiri.   Boro-boro jadi tuan rumah, ngemis-ngemis jadi tamu saja tak ada yang buka pintu.

mm
Deru Sudibyo
deru.sudibyo@gmail.com
2 Comments
  • Djony Istori
    Posted at 13:32h, 13 March Reply

    Top. Kenyataan sdh kelas dunia.
    Saran
    Sebaiknya utk kepentingan market tidak menyebutkan BNI (cukup salah satu bank)

    Mainframe spt ini menurut pengamatan sy yg kurang faham teknis IT.. sebetulnya banyak peluang perkembangan.

    Customer captive : Bank. Logistics Supply chain. pelayaran., asuransi dll.

    Pengalaman di sinarmas logistics (kebetulan sy divisi ship brokerage n project cargo).. Dan lalu lintas dokumen sejak dari penawaran sampai close deal Dan tracing shipment baik lokal dan international sangat memerlukan jam ini.

    Apakah mainframe ini bs ke arah Sana. Jika ya maka akan punya prospect besar sekali.,,,

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 14:57h, 14 March Reply

      Siap Cak. Wes tak update.

Post A Reply to Deru Sudibyo Cancel Reply