Tol Laut – Dukungan Vital Agromatika

03 Aug 2014 Tol Laut – Dukungan Vital Agromatika

Tulisan ini mencoba mencermati Tol Laut gagasan Jokowi dikaitkan dengan Agromatika (gagasan saya sendiri). Seperti telah kita dengar bersama selama masa kampanye pemilihan umum presiden tahun 2014, masing-masing calon presiden saling unjuk gagasan dan umbar janji. Salah satu yang paling melekat dalam ingatan adalah gagasan jitu Ir. Joko Widodo (yang populer dipanggil Jokowi), tentang Tol Laut untuk merangsang interaksi bisnis antar pulau. Kata Jokowi, biaya transport barang ke Papua lebih mahal ketimbang ke Eropa. Bahkan makan waktu lebih lama, karena jarang ada kapal ke sana. Alangkah sedihnya ya 🙁

Kebetulan sejak tahun 2003 saya telah membuat usulan terbuka yang berjudul Agromatika yang saya tulis di geocities, sekaligus dibuka forum di YahooGroup Agromatika untuk membahasnya secara terbuka melalui mailing-list. Namun karena geocities ditutup oleh pemiliknya (yahoo), lantas saya pindahkan ke blog pada tahun 2011. Inti Agromatika adalah sebuah konsep rekayasa sistem agro-ekonomi untuk mengkordinasi produsen dan konsumen seputar agro sejak prospek hingga transaksi dan transportasinya, fully commited. Tujuannya untuk menggiring semua kelompok masyarakat untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain sesuai potensi alam dan SDM yang dimilikinya. Dengan demikian, kita bisa hidup mandiri, tidak perlu impor komoditas agro. Bahkan pada klimaksnya, kita akan menjadi bangsa produktif yang justru mengexpor produk ke negara lain.

Andai Agromatika dijalankan, tentu kesibukan transportasi laut ke seluruh penjuru Tanah Air akan meningkat tajam. Namun saya akui, ketika saya tulis gagasan Agromatika, belum kepikiran soal Tol Laut. Hadirnya gagasan Tol Laut dari Jokowi, membuat saya makin optimis Agromatika suatu hari akan digelar pemerintah, demi meningkatkan kemakmuran rakyat serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Nusantara. Oleh karena itu, melalui tulisan ini saya mencoba mencermati apa yang dimaksud Tol Laut oleh Jokowi, apakah sesuai dengan yang saya tulis ini.

Konsep Tol Laut

Tol laut adalah lalulintas kapal besar yang selanjutnya disebut Kapal Tol, melintasi jalur yang sudah ditentukan dengan jadwal yang memadahi. Lintasan utamanya model 2-way bus seperti kereta api. Lintasannya loop 2-arah dari Sabang hingga Merauke. Ada yang searah jarum jam dan ada yang sebaliknya. Bukan bolak-balik antara gerbang dengan gerbang berikutnya, tidak efisien.

Jadwal dan jumlah kapalnya dirancang sedemikian rupa agar mampu menjamin setiap gerbang akan disinggahi kapal tol setidaknya sehari sekali untuk arah jarum jam dan sehari sekali untuk arah sebaliknya. Tidak ada muatan yang menginap di gerbang.

Perhatikan gambar sebelah. Kapal tol yang ada di lintasan yang searah jarum jam berlayar dari gerbang A ke gerbang B dan tidak pernah balik arah kembali ke gerbang A. Dari gerbang B dia lanjut ke gerbang C, dan seterusnya hingga kembali ke gerbang A setelah merapat di gerbang E.

Sebaliknya, kapal tol yang ada di lintasan lawan arah jarum jam berlayar dari gerbang A ke gerbang E dan tidak pernah balik arah kembali ke gerbang A. Dari gerbang E lantas lanjut ke gerbang D2 dan seterusnya hingga kembali ke gerbang A setelah merapat di gerbang B.

Bila kita di gerbang B dan akan mengirim muatan ke gerbang C, maka kita harus memilih kapal tol di lintasan jarum jam yang langsung dari gerbang B ke gerbang C. Bila kita di gerbang B akan mengirim 2 muatan, satu ke gerbang C dan satu lagi ke gerbang E, maka ada 2 pilihan. Kita bisa pilih satu kapal tol lintasan jarum jam. Satu muatan akan diturunkan di gerbang C dan muatan lainnya akan dibawa terus hingga gerbang E. Kita juga bisa pilih 2 kapal tol, yang searah jarum jam untuk membawa muatan ke gerbang C dan yang lawan arah jarum jam membawa muatan ke gerbang E melewati gerbang A.

Gerbang Tol Laut

Gerbang Tol Laut berupa pelabuhan atau dermaga dimana muatan komoditas dari sentra akan diangkut ke kapal tol atau dari kapal tol dibongkar untuk didistribusikan ke darat. Namun berhubung tujuannya menggalakkan transportasi laut sekaligus menekan kepadatan transportasi darat, maka tol laut harus mampu menjangkau semua dermaga di seluruh Tanah Air. Bahkan akan dibangun dermaga sebanyak mungkin, di setiap sentra produksi komoditas apa saja dan di setiap sentra pendistribusian komoditas apapun di setiap pulau di seantero Nusantara. Tidak hanya di pulai-pulau yang transportasi daratnya minim saja, melainkan termasuk pulau Jawa dan Sumatera, meski transportasi daratnya dianggap lebih memadahi. Hal ini untuk menekan kepadatan jalur darat. Dermaga yang cukup untuk kapal tol merapat tentu tidak ada masalah. Dermaga tersebut sekaligus difungsikan sebagai gerbang tol laut. Disana melayani bongkar-angkut muatan langsung dari truk (darat) ke kapal tol dan sebaliknya.

Bagaimana dengan dermaga kecil? Apakah kapal tol harus berukuran kecil supaya bisa merapat di dermaga kecil? Ataukah semua dermaga harus besar menyesuaikan ukuran kapal tol? Tentu tidak! Ukuran kapal tol tentu dioptimasi sesuai prospek. Demikian pula ukuran dermaga, harus dioptimasi sesuai prospek pula. Beruntung yang pantainya curam dan dalam, tidak terlalu banyak biaya untuk dibangun gerbang tol laut. Bagi yang pantainya cetek dan landai tentu akan sangat mahal membangun dermaga yang mampu disinggahi kapal besar.

Dermaga kecil yang tidak cukup untuk kapal tol merapat, fungsinya hanya sebagai pangkalan tongkang. Disediakan gerbang tol model anjungan di tengah laut untuk melayani bongkar-angkut muatan dari tongkang ke kapal tol dan sebaliknya. Dermaga kecil ini hanya melayani bongkar-angkut muatan dari truk ke tongkang dan sebaliknya.

Dengan demikian, secara umum ada 2 jenis gerbang tol laut, yaitu gerbang jenis dermaga dan gerbang jenis anjungan. Perhatikan gambar di samping kanan ini. Gerbang A di pulau A dan gerbang D2 di pulau D adalah gerbang tol laut jenis dermaga. Gerbang B, C , D1 dan E adalah gerbang tol laut jenis anjungan.

Transportasi antar dermaga yang berdekatan bisa langsung dengan tongkang tanpa menggunakan tol laut. Mungkin seperti yang ada sekarang. Posisi setiap gerbang tol dirancang sedemikian optimal untuk melayani transportasi antar dermaga yang berjauhan. Satu gerbang tol mungkin melayani lebih daari satu dermaga, sesuai peta geografis. Tongkang dari tiap dermaga hanya perlu ke gerbang tol laut terdekat. Lantas dilanjutkan dengan bongkar-angkut dengan kapal tol. Dengan demikian, transportasi antar pulau menjadi sederhana. Laut kita tidak sepi lagi. Kesibukan ini juga akan membuat risih para pencuri ikan dari manca negara.

Kapal Tol Laut

Kapal tol adalah kapal besar yang dirancang khusus untuk memudahkan bongkar-angkut muatan, baik di dermaga darat maupun dermaga apung atau tongkang. Mungkin mirip kapal feri. Hal ini mengingat bongkar-angkut muatan harus cepat dan mudah dan tidak selalu harus merapat di darat. Tentu perlu investasi untuk membangun kapal tol. Investornya bisa pemerintah maupun swasta.

Saya yakin tol laut hanya efektif jika Agromatika digelar. Tanpa Agromatika, memang tidak ada yang menarik bagi swasta untuk investasi tol laut. Boleh jadi Agromatika menjadi satu-satunya alasan investasi tol laut menjadi menarik. Terlebih setelah mulai tampak berjalan lancar, boleh jadi makin banyak usaha pelayaran bermunculan. Kapal-kapal tol dan dermaga-dermaga akan sibuk setiap hari melayani transportasi Agromatika.

Namun demikian, berinvestasi di sektor tol laut, baik kapal tol, tongkang maupun dermaganya, harus mematuh kordinasi tim pengelola Agromatika. Penjadwalan, ticketing maupun jalur operasinya harus tunduk di bawah kordinasi tim pengelola Agromatika. Jangan sampai ada persaingan dan monopoli yang memberi peluang rusaknya rekayasa sistem ini. Pengelolaan Agromatika akan jauh lebih transparan bilamana ditangani secara terpadu lewat e-Gov.

Mengawinkan Tol Laut dengan Agromatika

Bahasan tol laut di atas sama sekali bukan sedang menjelaskan konsepnya Jokowi. Sepenuhnya dari pemikiran saya sendiri. Entah apakah ini cocok dengan gagasan Jokowi atau tidak, saya belum tahu. Maklum, saya belum pernah mendapat penjelasan rinci konsep tol laut gagasan Jokowi. Bahkan saya belum pernah berinteraksi, baik dengan Jokowi maupun orang dekatnya, karena saya bukan orang politik. Sehingga, andaikan ternyata cocok, semata-mata hanya kebetulan.

Namun demikian, saya melihat ada kesesuaian antara Agromatika dengan slogan revolusi mental yang terbit dari kubu Jokowi. Andaikan Agromatika digelar oleh rezim Jokowi kelak, maka slogan revolusi mental benar-benar menjadi sebuah gerakan yang nyata, yaitu gerakan revolusi mental perekonomian rakyat. Pada saat itu, tol laut yang dibahas di atas, terlepas cocok atau tidak dengan gagasan Jokowi, pasti akan menjadi pasangan yang tepat bagi Agromatika.

Agromatika tidak diperuntukkan seseorang (termasuk Jokowi) dan tidak ada misi politik apapun. Bahkan konsep tol laut yang dibahas disini, juga hanya meminjam istilah “tol laut”-nya Jokowi. Sehingga, saya bisa nyatakan bahwa perkawinan kedua konsep ini adalah milik rakyat Nusantara yang kebetulan tercetus melalui pikiran saya, dan ditujukan kepada pemerintah, terlepas siapapun yang menjadi rezim di Nusantara ini Tidak ada klaim hak cipta maupun pamrih tertentu atas konsep ini, selama penggelarannya hanya untuk memajukan negara kita, Nusantara.

Selain menjadi andalan Agromatika, tol laut, terutama lintasan Barat, sangat memungkinkan menjadi pilihan utama expedisi barang lintas Sumatera, Jawa dan Nusa Tenggara. Tentu akan mengurangi kemacetan jalur darat, terutama sepanjang Pantura. Selain efisiensi BBM meningkat, tentu akan merangsang inovasi bisnis lain yang ujung-ujungnya meningkatkan agregat pertumbuhan ekonomi yang luar biasa bersama Agromatika. Bukan mustahil negeri Nusantara ini akan kembali mencapai jaman keemasan Majapahit era Hayam Wuruk.

Topik-topik terkait

mm
Deru Sudibyo
deru.sudibyo@gmail.com
No Comments

Post A Comment