Sulap, Benarkah Tanpa Mantra?

23 Apr 2013 Sulap, Benarkah Tanpa Mantra?

Pentas “The Masters” di RCTI menampilkan jago-jago sulap kita beraksi memukau. Luar biasa!!! Pikiran ribuan penonton diarahkan dan dibelokkan oleh satu orang, sang master. Tidak hanya itu, lebih memukau lagi, Limbad, seorang master asal Tegal, dilindas mesin penggilas aspal. Jangankan alat seberat itu… dilindas becak bermuatan satu orang saja tulang bisa mesle kan?

Ada juga yang tidak kalah memukau, Mbah Gimbal, pesulap asal Surabaya, menindihkan diri di atas ujung satu pedang. Mula-mula telentang di atas 4 ujung pedang. Lantas 3 pedang di antaranya di ambil. Bayangkan… badan seberat bobot manusia dewasa telentang di atas ujung pedang. Anggap luas ujung pedang 1 mm x 1 mm. Berat badan Mbah Gimbal anggap saja 50 kg. Berarti di titik dimana ujung pedang menempel, memberi tekanan pada MbahGimbal sebesar 7112 PSI. Bayangkan… ban truk saja tekanan anginnya paling-paling 70-80 PSI.

Sakti tanpa mantra

MANTRA adalah susunan kata-kata tertentu (semacam doa) untuk menghadirkan sesuatu atau kekuatan tertentu. Susunannya telah ditetapkan dan tidak boleh dirubah sedikit pun. Sepertinya menjadi semacam password atau command, jika dirubah maka menjadi tidak sah dan yang dihadirkan tidak akan hadir. Soal benar atau tidak mantra bisa menghadirkan sesuatu atau kekuatan tertentu dan siapa atau makluk apa yang hadir, mohon maaf saya tidak tahu.

Sedangkan SAKTI adalah kekuatan atau kehebatan seseorang yang dianggap menjadi nilai lebih orang tersebut. Jelas bahwa seseorang dikatakan sakti manakala memiliki kehebatan yang jarang dimiliki orang lain. Pesulap termasuk sakti. Karena kehebatannya menciptakan ilusi tidak dimiliki orang banyak. Jika 30% penduduk negeri kita bisa bermain sulap, tentu pesulap tidak sakti lagi.

Kesaktian secara umum ada 2 kategori. Yang pertama adalah kesaktian yang berasal dari diri sendiri, yang juga disebut “tenaga dalam”. Misalnya hipnosis, telepati, telekinetis dan khi (pada pemain beladiri). Kesaktian semacam ini digali dengan tekun berlatih dan tidak ada mantra sama sekali. Mirip seperti kita berlatih fisik biasa. Sumbernya dari kekuatan gelombang otak tertentu, atau muatan elektrostatik pada sel tubuh. Kata pakarnya, kesaktian semacam ini adalah murni kekuatan roh kita. Setiap orang memilikinya, namun jarang yang bisa menggunakannya. Karena terbelenggu oleh jasad kita sendiri. Berlatih tekun adalah cara melepaskan belenggu jasad kita yang fana ini. Tidak ada unsur kesyirikan maupun kereligian untuk kesaktian kategori ini. Sama dengan kita latihan kempo atau sepak bola.

Sedangkan kategori ke 2 adalah kesaktian dengan rewang. Kesaktian ini dihadirkan oleh khodam atau kekuatan dari luar yang lazim disebut rewang. Ada yang dengan cara membawa benda tertentu, seperti batu tertentu atau keris atau rajah (tulisan) tertentu ataupun benda-benda bertuah lainnya. Ada yang cukup dengan mengucapkan mantra tertentu. Ada pula yang dua-duanya, membawa sesuatu dan untuk mengaktifkannya mengucapkan mantra tertentu. Kesaktian kategori ini mungkin ada kaitannya dengan aqidah. Bagi kita yang ingin menjaga kemurnian keimanan, perlu konsultasi dengan pakarnya sebelum mempelajari kesaktian jenis ini.

Yang paling bikin penasaran, dalam tayangan itu bolak-balik dislogankan SAKTI TANPA MANTRA. Artinya … kehebatan yang mereka tampilkan, terlepas apakah hanya ilusi ataupun kejadian nyata, tidak ada keterlibatan rewang atau makluk lain, alias murni dari diri sendiri. Betulkah demikian?

Sahabat kampung saya ternyata pandai bermain sulap

Nonton acara “The Masters” di RCTI saja saya sudah terkagum-kagum. Seolah menyaksikan sebuah keajaiban nyata di depan mata. Padahal di balik layar kaca. Nyadar-nyadar setelah dipotong iklan. Bukan berarti saya meragukan adanya tipuan kamera. Tetapi pasti ada yang mereka lakukan di balik panggung untuk menciptakan ilusi tersebut.

Kali ini berbeda. Terjadi spontan dan benar-benar di depan mata telanjang tanpa teknik ktrik apapun. Terlebih yang melakukan Om Dikin, orang dekat, saudara, sekaligus sahabat dan teman begadang. Bahkan kadang tangannya saya pegangin ketika sedang bermain. Berikut ini rekamannya yang saya ambil dengan ponsel. Pengambilan ini tidak spontan, karena ketika itu dia beraksi di luar rumah yang tidak cukup terang. Lantas saya giring masuk ruangan yang cukup terang dan saya minta mengulanginya dengan protokol bahasa Indonesia agar bisa dipahami ketimbang bahasa lokal Pemalangan 🙂 Berikut ini rekaman amatir yang saya dapatkan:

Rekaman pertama kebanyakan berbasis kartu remi. Kartu tersebut memang sudah dia siapkan di bagasi sepeda motornya, Tetapi sudah saya persiksa secara saksama, tidak ada yang aneh. Hanya kartu remi biasa. Alat lain yang sudah dia siapkan adalah kertas bergambar bulu dan sudah digunting tepiannya sehingga mirip bulu, dan boneka kayu sederhana yang dia namakan jaelangkung kecil.

Permainan yang paling saya kagumi adalah bulu mainan yang dibikin ngambang di atas kartu. Bulu itu bukan terbang karena angin. Tidak mungkin karena dibikin dari kertas setebal kartu. Bulu yang semula diletakkan di atas kartu, tetap pada posisinya meski posisi kartu diturunkan. Sepertinya tidak terpengaruh gravitasi.

Juga permainan jaelangkung, lumayan bagus. Boneka kecil dari bahan kayu tersebut diletakkan di telapak tangan dalam kondisi seperti orang tidur. Lantas zimsalabim… boneka perlahan mulai berdiri. Sayangnya dalam rekaman ada bayangan hitam pada telapak tangan dimana kaki boneka berdiri, yang memungkinkan bagi yang menonton rekaman menduga ada aoa-apanya. Sebenarnya tidak ada apa-apa, benar-benar boneka itu berdiri sendiri.

Rekaman kedua salah satu permainannya menggunakan alat seadanya yaitu botol bekas dan uang koin. Sedangkan permainan dengan mata tertutup, dia sudah menyiapkan alat khusus, yaitu plat baja 1mm yang dibentuk seperti kacamata renang dan cindung penutup kepala berbahan kain hitam yang cukup tebal.

Dua permainan dalam rekaman ini cukup bagus, meskipun proses perekamannya tampak brantakan. Maklum nggak pernah merekam sebelumnya. Yang pertama memasukkan koin ke dalam botol melalui alasnya. Koin itu bener-bener masuk. Padahal andaikan dimasukkan lewat mulut botol pun tidak mungkin, karena ukurannya melebihi leher botol. Setelah masuk, dicoba dikeluarkan lewat mulut botol juga tidak bisa.

Yang kedua bermain dengan mata tertutup. Penutupnya plat baja dirangkap dengan cindung kain hitam. Namun dia bisa melihat bahkan berjalan keluar rumah yang relatif lebih gelap dan tidak rata. Dia juga bisa menebak dengan tetap apa yang saya pegang.

Rekaman ketiga adalah merubah kertas menjadi uang. Bagi saya, sulapan uang ini justru sebenarnya awal dari segalanya. Mula-mula memalak thuyul yang ditokohi Woto. Karena hal paling awal yang saya ketahui bahwa temen-temen begadang saya aneh-aneh adalah memalak thuyul. Namun beberapa kali menonton tidak pernah Om Dikin ikut campur. Lantas suatu hari terjadi diskusi serius soal “duit gaib”. Tokoh utama dalam diskusi tersebut Woto dan Om Dikin. Di tengah hebohnya diskusi saya nyeletuk nanya apa itu duit gaib. Maklum makin penasaran,,, 🙂 Om Dikin menjelaskan bla bla bla. Woto pun menunjukkan fotonya dari ponselnya. Dalam kesemparan praktek sulap ini, Om Dikin mencoba menjelaskan melalui peragaan sulap. Dia menunjukkan bahwa kertas yang telah dipotong-potong seukuran uang bisa disulap menjadi uang beneran. Duit tersebut nyata, tetapi tidak boleh digunakan. Setelah dimasukkan saku kembali menjadi kertas semula. Sayangnnya direkam 2 kali gagal melulu.

Om Dikin saya panggil om karena dia adalah anak dari adik kakek saya, sehingga dalam struktur keluarga sebagai paman saya. Sehari-hari kerjanya srawutan. Namun di lingkungan sana, Om Dikin dipercaya menjadi petugas keamanan lingkungan. Karena selain mantan pemain beladiri (karate), juga kegemarannya begadang yang sangat mendukung.

Dan…. yang paling penting sesuai judul topik ini…. menurut Om Dikin, sulap yang dia lakukan selalu diawali dengan mantra. Dengan kelihaiannya bermain sulap, semoga Om Dikin bisa merubah hidupnya lebih sukses lagi 🙂

Topik-topik terkait

  1. Dari Assembler hingga Unidentified Power
  2. Mencermati Unidentified Power
  3. Memalak Thuyul
mm
Deru Sudibyo
deru.sudibyo@gmail.com
3 Comments
  • M.S. Aribowo
    Posted at 09:31h, 25 April Reply

    Wuis… ya sudah, Om Deru.. mbok ya oo.. di daftarken ke ACAR HITAM PUTIH DEdi Corbusier itu lho…… sekalina Om Deru nya ikut… jadi M/F er’s sejagat bisa juga lita Om Deru lageee??… okeh??..okeh ???

  • Deru Sudibyo
    Posted at 16:14h, 25 April Reply

    Orangnya belum pede boz… Masih rajin menggali terus, mudah2an bisa membawa perubahan bagi hidupnya 🙂

  • Belajar Ilmu Sihir Nyata
    Posted at 00:20h, 05 February Reply

    wah,, banyak pengalaman ya bro 🙂

Post A Reply to M.S. Aribowo Cancel Reply