Otomasi IT Sudah Menuju OutBoard

07 Aug 2011 Otomasi IT Sudah Menuju OutBoard

Dulunya teknologi informasi (IT) hanyalah sebatas pengolahan data (DP). Intinya hanyalah aplikasi komputer untuk menggantikan sebagian atau seluruh aktivitas manual dalam mengolah data numerik dan/atau karakter untuk menghasilkan informasi tertentu dan menyajikannya melalui media visual seperti printer atau layar VDU. Oleh karena itu perannya dalam bisnis pada umumnya hanya sebagai sarana administrasi dan laboratorium. Istilah IT pun belum dikenal.

Memasuki era 1990an muncul istilah IT menggantikan DP yang ditengarai dengan munculnya istilah inter-operability dan hadirnya internet. Sejak itu kelebihan dan manfaat komputer bukan lagi sekedar lebih cepat dan lebih teliti ketimbang manual. Jauh labih dari itu, IT mampu memberikan berbagai solusi modern baik dalam dunia bisnis maupun kehidupan.

Perubahan Paradigma dari DP ke IT

Pergeseran istilah dari DP ke IT merupakan sebuah perubahan paradigma. Semula DP hanyalah tools dalam bisnis. Perkembangannya mengikut perkembangan bisnis. Makin berkembang bisnisnya, makin besar datanya, sehingga makin besar pula kapasitas DP yang diperlukan. Bahkan dulu masih banyak bisnis yang menekankan wanti-wanti jangan sampai DP menjadi ketergantungan seperti kecanduan rokok atau minuman keras. Sebisa mungkin diupayakan bisa kembali manual kapan saja.

Kenyataannya, perkembangan teknologi, baik hardware maupun software, makin hari makin pesat. Komputer yang awalnya hanya programmable calculator dalam beberapa kurun berubah menjadi program-base dan database. Mulailah tumbuh proses dan informasi baru yang bukan berasal dari manual. Bahkan yang dari manual pun mulai direnovasi dan dikembangkan. Terlebih setelah memasuki era computer networking dimana antar komputer bisa bermasyarakat, aneka ragam proses dan informasi tumbuh pesat. Bukan saja kehilangan titik balik yang memustahilkan kembali ke manual… lebih dari itu, informasi dan prosesnya bahkan memberi gagasan-gagasan baru untuk menciptakan tradisi bisnis baru. Lantas istilah pengolahan data atau DP yg berpengertian sempit pun tenggelam dan muncul istilah baru, teknologi informasi atau IT yang menggantikannya.

Sejak berubah menjadi IT, paradigma pun bergeser. Bukan lagi mengikut perkembangan bisnis. IT justeru memimpin perkembangan bisnis dan bahkan menjadi bisnis sendiri. Seperti bola salju, IT menggelundhung makin besar dan makin cepat merambah kemana-mana. Semula penyajian informasi berupa data text. Lantas muncul citra (image) dan akhirnya tindakan (action). Output yang semula final pun lantas tidak selalu menjadi produk final. Kadang masih dipakai sebagai umpanbalik (feedback) untuk siklus berikutnya. Terutama output yang berupa tindakan, umumnya berupa perintah (command) yang jelas memaksa komputer untuk melakukan sesuatu, yang akhirnya menjadi cikal-bakal otomasi IT.

Hadir Otomasi di IT dan Perkembangannya

Mungkin agak membingungkan, lah wong program komputer kan sudah merupakan proses yang otomatis. Bukankah program komputer otomasi dari kalkulator dan mesin ketik? Semula tangan harus tal-tul-tal-tul di tombol kalkulator atau mesin ketik. Dengan IT, awalnya cukup bikin program (atau beli). Lantas masukin datanya dan jreng.. keluar hasilnya. Dari satu kalkulasi ke kalkulasi berikutnya maupun mengulang kalkulasi berjalan sendiri. Tidak usah tal-tul lagi seperti dengan kalkulator. Dengan IT, mengetik informasi juga cukup sekali. Selanjutnya tinggal prant-print berapa kali pun monggo. Tidak usah tal-tul ngetik lagi seperti dengan mesin ketik. Bukankah semua itu otomasi?

Memang komputer adalah kotak ajaib. Kerjanya mengotomasikan pekerjaan-pekerjaan manual. Namun semua itu bukan otomasi yang dimaksudkan di tulisan ini. Otomasi IT yang dimaksudkan disini adalah mengotomasikan kerja IT. Komputer yang mengotomasikan kerja manual pun umumnya dioperasikan dengan cara manual. Untuk menjalankan (program) aplikasi A, kita harus melakukan tindakan tertentu, misalnya klik tanda (icon) yang menunjuk aplikasi A. Untuk menghapus file X juga perlu tindakan entah klik-klok ataupun tal-tul. Kadang kita juga harus melakukan tindakan tertentu manakala ada kemunculan message tertentu. Misalnya muncul balon dengan berita bahwa Java update is ready, maka kita diminta melakukan tindakan apakah memasang update tersebut atau menundanya. Semua itu kita namakan tindakan-tindakan manual dalam IT. Untuk komputer kita di rumah atau di meja kantor, mungkin tidak masalah. Tindakan manual itu lumrah-lumrah saja dan teratasi dengan baik. Bahkan ada yang memang mengharuskan cara manual. Namun di dapur IT yang serius seperti bank atau pemerintah lain lagi ceritanya… 🙂

Di dapur IT yang serius seperti di ruang server perbankan yang memuat aplikasi core banking, credit card, ATM dll, atau di ruang server pemerintah (e-Gov) yang memuat aplikasi database warganegara/penduduk, perpajakan, kepegawaian dan berbagai layanan publik, tindakan manual bisa ribuan tiap hari dan kalo dilaksanakan manual bisa melibatkan puluhan orang dalam setiap shift 8-jam. Selain rendahnya ketelitian dan tindakan fisik yang memakan waktu (disebut thinktime), juga ada jeda waktu untuk membaca trigger dan memulai tindakan. Misalnya dalam penjadwalannya, program B baru dijalankan setelah A selesai. Tentu yang kita lakukan adalah mengamati program A dan baru menjalankan B setelah ada informasi yang menunjukkan bahwa A telah selesai. Jeda waktu ini dalam jagat IT termasuk lama dan sangat tidak efisien. Dalam volume besar, semua tindakan manual di atas menjadi sangat tidak efisien. Terlebih konten informasinya sensitif, tindakan manual menjadi sangat riskan.

Lantas muncullah upaya mengotomasikan semaksimal mungkin tindakan manual. Upayanya dengan membuat sajian output yang berupa tindakan (action) yang selanjutnya menjadi umpanbalik (feedback) berupa perintah (command) melakukan sesuatu. Mekanisme inilah yang lazim disebut inboard automation. Karena pelaku otomasi masih komputer itu sendiri. Tidak ada lagi thinktime maupun delay seperti operasi manual. Tentu saja karena dilakukan oleh software dengan cara menangkap kejadian (event) ataupun interupsi (interruption) yang muncul mendahului penyajian informasinya di layar. Begitu program A selesai, event-nya langsung tertangkap sebelum sebelum kasat mata, maka segera program B dijalankan. Perintah menjalankan program B pun tidak perlu diketik karena text-nya sudah disiapkan dan langsung diumpankan ke command processor sehingga tidak kasat mata Jadi sepertinya susul-menyusul sedikit overlapping. Untuk satu dua program barangkali penghematan waktunya tidak seberapa. Tapi untuk ratusan hingga ribuan program, akan sangat nyata pengaruhnya.

Gagasan otomasi ini lantas disambut dengan munculnya produk-produk software otomasi dari berbagai vendor di Amerika seperti IBM, CA, BMC dan ASG, dan yang terakhir dari Tanah Air kita, yaitu dari NSI.

Rupanya tidak berhenti sampai disitu. Kebutuhan otomasi kian meningkat seiring dengan tuntutan kecepatan, akurasi dan kenyamanan. Otomasi lain yang semula di luar IT berangsur ditarik menjadi bagian dari IT, yang disebut outboard automation. Informasi penjualan dan pemesanan produk-produk sebuah industri yang semula hanya digunakan untuk ananlisis bisnis, kini mulai diupayakan untuk mengendalikan operasi mesin-mesin industri guna mengoptimasi biaya produksi. Saat pemesanan membengkak, semua mesin beroperasi. Saat pemesana menyusut, tidak semua masin hidup, sehingga energi bisa dihemat. Otomasi IT mengendalikan operasi mesin-mesin produksi berdasarkan data volume pesanan ditimbang dengan kapasitas produksi masing-masing mesin. Hasilnya benar-benar optimal. Demikian pula tenaga operator yang semula manusia banyak digantikan robot. Selain kerjanya tepat waktu, juga tidak ada protes manakala diistirahatkan.

Bagaimana dengan SDM?

Selama ini SDM IT hanya dituntut untuk memiliki kemumpunian di seputar inboard processing dari komputer ke komputer baik dari sisi programming, manajemen informasi maupun otomasinya. Kemajuan teknologi semakin mempersempit tantangan programming karena hampir semua fungsi yang dibutuhkan pengguna sudah tersedia dan murah atau bahkan built-in dalam paket sistem. Pengguna makin dimanja dan tantangan rekayasa lokal makin redup, sehingga sangat memungkinkan kualifikasi SDM IT juga menurun.

Sementara itu, di luar rumah, di kawasan outboard giliran memikirkan bagaimana mencantolkan semua kawasannya untuk dipantau dan dikendalikan oleh IT secara terpadu. Sepertinya terjadi arus oyashiwo dan kuroshiwo di laut yang berbalikan. Giliran kualitas SDM inboard menurun, pengguna justru memerlukan kualitas SDM outboard yang mumpuni dalam merancang dan merekayasa otomasi kawasannya untuk tergabung dengan IT.

Giliran Ahli Fisika Teknik Berkiprah

Mungkin belum banyak yang tahu apa itu fisika teknik. Meskipun sudah cukup umur, bidang ini memang tidak sepopuler elektro, mesin maupun informatika. Istilah fisika teknik berasal dari engineering physics, bukan physics engineering. Sehingga terjemah yang benar adalah fisika teknik bukan teknik fisika. Bagi orang awam (seperti saya) memang agak sulit dipahami apakah bagian dari fisika atau teknik. Ahlinya pun ada yang menyebut engineering physicist (fisikawan teknik), ada pula yang mengatakan physics engineer (insinyur fisika).

Terlepas rancunya istilah dan pengertian dalam bahasa awam, jika kita cermati lebih jauh isi kurikulum pendidikan fisika teknik adalah merupakan asimilasi antara fisika, elektro dan mekanika. Sehingga secara logika jurusan fisika teknik bisa dikatakan sebagai jurusan yang mampu menjawab semua persoalan penerapan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Karena pada kenyataannya, produk teknologi yang kita jumpai dalam kehidupan kebanyakan merupakan campuran antara fisika, elektro dan mekanika.

Demikian pula instrumentasi IT. Processor, memory dan motherboard adalah peralatan elektronika. Harddisk, CD/DVD drive, tape drive, printer, plotter, mouse adalah peralatan mekanika elektronika atau mekatronika. Sedangkan kabel serat optik dan semikonduktor pada flashdisk merupakan peralatan elektronika yang memanfaatkan temuan-temuan baru fisika. Dengan demikian, fisika teknik merupakan kejuruan yang paling tepat untuk menangani perekayasaan hardware IT di samping kejuruan rekayasa komputer (computer engineering). Dalam penerapannya, fisika teknik memiliki kelebihan karena kejuruan ini juga mempelajari pengkondisian lingkungan termasuk pengaturan suhu dan kelembaban serta akustika. Bahkan komputer jenis mainframe supercepat IBM z196 dan beberapa jenis supercomputer besar memerlukan pengkondisian khusus menggunakan chiler, yang tentunya teknisnya lebih dikuasai oleh fisika teknik ketimbang teknik komputer. Semua itu menggambarkan pentingnya peran fisika teknik dalam dunia IT, baik dalam industri maupun aplikasinya.

Khusus dalam aplikasi IT, peran fisika teknik bisa menjadi kunci. Otomasi non-IT yang sudah sejak awal berada di wilayah fisika teknik, kini berangsur berasimilasi dengan IT menjadi outboard automation seperti yang telah diuraikan panjang-lebar di atas. Tentu menambah semakin pentingnya peran fisika teknik di lapangan aplikasi IT. Sehingga tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa kejuruan fisika teknik merupakan salah satu kejuruan yang paling ideal dalam rangka menuju IT modern dimana kawasan outboard diotomasikan secara terpadu dengan kawasan inboard.

Dalam kaitannya dengan otomasi, pendidikan fisika teknik memiliki kelebihan dari informatika dalam praktek. Karena fisika teknik berangkat dari hal-hal yang sederhana cukup dengan programmable circuit board (PCB). Praktek semacam ini mungkin tidak ada dalam pendidikan informatika atau ilmu komputer. Kekurangan fisika teknik dalam lingkup inboard automation adalah pendalaman sistem kendali yang dilakukan OS. Namun pengalaman praktek dengan PCB sangat menolong untuk mempelajari sistem kendali yang diselenggarakan dalam jeroan OS. Sehingga dengan menambahkan pelajaran OS dan systems programming yang disertai praktek control programming sangat memungkinkan lulusan fisika teknik lebih mumpuni ketimbang informatika dalam hal inboard automation. Ditambah dengan keahlian orisinilnya, outboard automation, fisika teknik benar-benar mendapat giliran untuk berkiprah di panggung IT.

wpuser
dewi.sekarsari@yahoo.com
No Comments

Post A Comment