NSI dan Suka-Dukanya

30 Dec 2010 NSI dan Suka-Dukanya


Nusantara Software Industry (NSI) adalah sebuah wahana dimana saya menghabiskan seluruh waktu untuk membuktikan diri berkarya di wilayah systems programming. Niatnya, selain memenuhi kewajiban mencari nafkah, juga memberikan contoh kepada masyarakat bahwa kita sanggup berkompetisi dengan industri-industri software tingkat dunia asal kita mau. Tujuannya agar kawan-kawan yang kreatif tertarik dan bergabung dalam satu barisan dalam NSI untuk menjadikan NSI sebuah industri besar kelas dunia milik bersama sekalibus kebanggaan bangsa. Kita tunjukkan kepada dunia bahwa kita bukan hanya sekedar konsumen dalam dunia IT. Kita juga ikut berkontrinusi membangun core teknologinya.

Memilih Wilayah System-Level Software

System-level software atau OS-level software atau machine-level software adalah software yang beroperasinya sangat terkait dengan hardware atau komponen internal OS, atau memasuki wilayah internal OS meskipun. Sedangkan fungsinya biasanya sebagai pendukung fungsi lain. Bisa pendukung operasi seperti otomasi (misal zJOS/Sekar, CA-OPS/MVS), scheduler (misal zJOS/Puspa, CA-7), virtualisasi (misal z/VM, VMware), sekuriti (RACF, ACF2) dll, bisa juga hanya pendukung aplikasi (middleware) seperti database engine (misal DB2, Oracle), online transaction engine (misal CICS), atau bisa juga pandukung hardware langsung seperti OS (misal z/OS, z/VM, Linux, Unix), driver dll.

Tentu tidak setiap programmer mampu membangun system-level software. Karena selain harus lihai programming, juga diperlukan kemahiran khusus di bidang systems programming yang umumnya hanya bisa dilakukan dengan assembly ataupun bahasa tingkat primitif karena sangat erat kaitannya dengan penguasaan arsitektur dan teknologi komputer yang ditanganinya. SDM-nya sangat langka. Karena sangat jarang orang berminat mempelajari systems programming. Kebanyakan terpengaruh slogan atau ucapan yang menyesatkan yang kedengarannya seperti nasihat bagus. Untuk apa mikirin OS dan internalnya? Untuk apa buang waktu mempelajari assembly yang primitif? Mau menampilkan pesan “Selamat Pagi” saja bisa habis waktu seharian bikin program. Padahal menulis semenit saja sudah bisa menampilkan apa saja termasuk gambar. Biar saja yang gitu-gitu urusannya sono yang bikin komputer. Lagian kan semua sudah ada. Apa lagi sih yang kurang? Kita bisa ngisi yang sebelah mananya?

Penyesatan-penyesatan tsb sengaja disebarluaskan oleh para produsen IT, khususnya software. Kenapa? Untuk mencegah tumbuhnya pesaing baru. Di bidang programming biasa (user-level programming), sudah muncul jutaan industri. Hampir di setiap kota di setiap negara ada software house. Yang diproduksi tidak lain user-level software seperti aplikasi penggajian, akuntansi, web, perbankan dll, baik dalam bentuk produk software komersil ataupun sekedar jasa layanan programming sesuai pesanan. Sehingga satu-satunya wilayah yang belum dijamah banyak orang adalah system-level software. Hingga hari ini pemainnya hanya sekitar 300an perusahaan di seluruh dunia. Jadi pantas saja jika mereka khawatir wilayah inipun akan menjadi milik umum.

NSI tahu rahasia itu. NSI juga merasa memiliki kemampuan systems programming yang sudah terbukti dimana-mana sepanjang bertualang bertahun-tahun. Dari situlah NSI bertekad untuk ikut berkompetisi di lahan yang belum banyak dijamah orang. Lahan yang masih dianggap sangat sulit bagi sebagian masyarakat IT.

Teladan yang Belum Bisa Diteladani

Sebenarnya Tuhan sudah mengabulkan sebagian niat dan tujuan NSI. Produk-produk NSI sejak tahun 2004 terbukti mampu bersaing dan menggantikan produk asing weton industri besar. Jalan yang diberikanNya adalah melalui BNI. Ndilalah para profesional BNI berani nekad merestui NSI ikut tender pengadaan software. Tentu setelah terlebih dulu terbukti kinerjanya melalui sejumlah ujicoba yang cukup seksama. Meskipun harus dengan harga serendah mungkin yang membuat kerugian total, tetapi kemenangan (tender) ini bukan melulu dari harga. Terbukti saat pihak lawan menurunkan harga habis-habisan menyamai harga produk NSI, tender dibatalkan dan diulang beberapa bulan kemudian. Hal ini menunjukkan bahwa saat harga sama, BNI tidak berani memenangkan NSI karena brand lawan terlalu menyilaukan. Tetapi juga tidak berani memenangkan lawan karena dari evaluasi teknis ada kekurangan. Setelah diulang, lawan kembali ke harga yang sebenarnya dan NSI mendapat kemenangan. Dan… terbukti hingga hari ini produk-produk NSI beroperasi di BNI dengan aman dan nyaman.

Sayang sekali ada sesuatu yang sebenarnya sudah diketahui, tetapi dilupakan. Bangsa kita, pasar lokal kita, boro-boro berpihak pada NSI. Berdiri di tengah pun tidak. Justeru sangat nyata dan jelas sekali berpihak pada produk asing tanpa “tedheng aling-aling”. Entah hanya perasaan atau memang beneran, sejak kemenangan NSI di BNI, yang lain justru tutup pintu rapat-rapat. Sebelum ada bukti di BNI, pernah dilecehkan di BRI. Seorang staf senior BRI mengatakan kepada sales NSI; “Wah ini bikinan sendiri ya? Kami pun akan menyewa ahli dari Singapura untuk bikin di BRI”. Namun setelah terbukti kinerjanya di BNI, tidak lagi ada pelecehan. Mending tutup pintu saja rapat-rapat. Bahkan kepala divisi IT BRI saat ditemui sales NSI sempat menjawab: “Saya mau pake produk kamu asalkan gratis-tis total nol, baik pengadaannya maupun perawatan tahunannya”. Sebuah jawaban lugas dan jujur menggambarkan wujud asli bangsa ini. Dan kenyataannya BRI memakai produk BMC yang harganya milyaran.

Hingga hari ini BNI adalah satu-satunya nasabah NSI. Sangat pantas diacungi 2 jempol untuk para profesional IT di BNI yang berani mengambil sikap adil kepada produk lokal, bahkan sebagian cenderung memihak. Mudah-mudahan kelak pergantian pejabat disana tidak kemasukan orang-orang seperti pejabat BRI. Karena jika itu yang terjadi, NSI hanya tinggal dongeng pepesan kosong. Namun apapun bisa saja terjadi. Berserah diri kepada Tuhan Sang Penguasa Alam Raya adalah satu-satunya jurus yang harus dilakukan.

Yang jelas, hingga hari ini NSI belum patut diteladani. Insya Allah, Tuhan akan memberi jalan bagi NSI untuk benar-benar terwujud menjadi kebanggaan bersama. Amiien.

wpuser
dewi.sekarsari@yahoo.com
2 Comments
  • Perlukah NSI Dikembangkan Serius? | My Blog
    Posted at 13:41h, 05 February Reply

    […] mentog seperti menabrak dinding. Di BRI hanya berhenti di depan pintu, karena keangkuhan pejabat disana. Di tempat lain, meskipun kehadiran kami disambut bersahabat, tapi ujung-ujungnya sami mawon, belum […]

  • Andaikan NSI … | My Blog
    Posted at 13:41h, 05 February Reply

    […] di negeri ini cenderung berpihak pada produk-produk asing. NSI sudah membuktikannya. Silakan simak NSI dan Suka-Dukanya. Masuk di BNI pun bukan karena dukungan institusional apalagi kebijakan pemerintah. Melainkan […]

Post A Reply to Andaikan NSI … | My Blog Cancel Reply