Mensiasati Tenaga Diesel Tua

13 Jan 2011 Mensiasati Tenaga Diesel Tua

Dibandingkan dengan teknologi diesel hari ini yg dilangkapi dg common reel direct injection (CRD), teknologi diesel tua hanya menghasilkan tenaga sekitar separoh dan torsi sekitar sepertiga, setidaknya kurang dari separoh. Mesin diesel konvensional, untuk menghasilkan tenaga 100ps dan torsi 20kgm, diperlukan ukuran dapur di atas 3000cc. Sedangkan mesin CRD, 2000cc saja sudah mampu menyemburkan tenaga di atas 100ps dengan torsi di atas 40kgm. Tenaga CRD sedikit di atas mesin bensin. Sedangkan torsinya 3 kali lipat lebih. Terlebih jika didukung dengan turbocharger dan bergagai komponen canggih lainnya, CRD jauh melampaui mesin bensin yang paling canggih sekalipun. Chrysler mengklaim produknya Jeep SRT8 bermesin Hemi 6.2L V8 merupakan SUV tercepat. Kini dia memproduksi versi dieselnya cukup 3.8L V6. Demikian pula Land Cruiser, produk high-end Toyota, yang memang default-nya diesel, kini dengan CRD 4.4L V8. Versi bensinya 5.7L V8, tapi torsinya jauh di bawah versi CRD. Diesel CRD menang kemana-mana, baik dari sisi ekonominya maupun keramahannya terhadap lingkungan. Namun, meskipun CRD rata-rata suaranya selembut mesin bensin, getaran diesel tetap terasa, efek dari kompresinya yang tinggi. Itulah satu-satunya kekalah diesel dibanding mesin bensin.

Kenapa CRD begitu bertenaga dibanding diesel konvensional? Penyebab utamanya adalah stabilitas tekanan injenksi dimana pre-pressured yg dihasilkan CRD hampir konstan untuk selang RPM yg cukup panjang. Sedangkan pada diesel tua, tekanan injeksi maksimum hanya dicapai pada RPM tertentu saja, karena cara mendapatkan tekanan dengan pompa yg kerjanya sesuai dengan putaran mesin.

Lebih menyedihkan lagi jika kondisi nozzle sudah kurang bagus, pengkabutan semprotan BBM tidak optimal yang tentu manghambat pembakaran. Tenaga dan torsi yg dihasilkan semakin rendah. Asapnya pun bau sangat tak sedap dan terasah pedih di mata. Kita harus rajin membersihkan dan menyetel nozzle setiap saat.

Ada tip bagi anda yg suka kutak-kutik mesin diesel tua. Prinsipnya adalah memanaskan BBM guna memudahkan pengkabutan meskipun kondisi nozzle sudah kurang bagus. Teknik ini sebenarnya sudah banyak dilakukan orang. Namun kebanyakan dengan cara memasukan selang BBM ke tabung oli atau radiator. Cara seperti itu kurang bagus, karena BBM menjadi panas pada saat memasuki pompa injeksi. Selain bisa merusak pompa, suhu BBM sudah turun pada saat mencapai nozzle. Tekanan pompa pun tidak maximal karena BBM sudah muai sebelum memasuki pompa. Sehingga tekanan pada saat mencapai nozzle menjadi susut karena suhu menurun.

Cara terbaik yg saya anjurkan adalah memanaskan BBM setelah melewati pompa injeksi. Perhatikan konstruksi asli mesin diesel anda, kurang lebih seperti gambar di atas. Yang harus dipanaskan adalah selang penghubung antara pompa injeksi dengan nozzle. Salah satu caranya adalah dengan mengalirkan sebagian asap buangan (knalpot) dari exaust header melalui pipa (kecil) yang dipasang dekat dengan selang/pipa nozzle seperti pipa merah yg tampak pada gambar di bawah iini. Sebaiknya jarak antara pipa exhaust split dg pipa nozzle bisa diatur untuk mendapatkan kondisi yg paling optimal. Pipa exhaust split ini bisa kembali ke knalpot lagi di ujung, tetapi sebaiknya bablas keluar saja sejajar dg knalpot untuk menghindar hambatan yg merugikan tenaga mesin.

Gambar ini hanya bagan sederhana. Implementasinya tentu harus benar-benar memperhatikan konstruksi mesin anda agar panas exhaust split ini tidak mengganggu komponen lain.

Keuntungan teknik ini antara lain:

  1. Pompa injeksi tidak terganggu karena suhu BBM normal.
  2. Tekanan BBM saat mencapai nozzle meningkat karena suhu naik dan volume tetap. Barangkali masih ingat kaidah ketetapan PV/T pada pelajaran fisika di SMA. V (volume)-nya tetap, sehingga P (tekanan) benar-benar berbanding lurus dengan T (suhu).
  3. Kombinasi suhu dan tekanan tinggi BBM saat berada di nozzle memudahkan proses pengkabutan dan pembakaran. Ketahanan noozle tidak perlu dikhawatirkan, karena memang dibuat untuk suhu tinggi
  4. Seberapapun kecilnya, tambahan tekanan ini akan meningkatkan kompressi pada piston pada saat pembakaran yg pasti akan menambah tenaga maupun torsi.

Kerugian/kelemahan teknik ini hanya ada apabila salah penempatan exhaust split, terlalu dekat dengan saluran masuk udara (intake manifold), sehingga menurunkan tekanan pasokan udara (karena dianggap ruang terbuka) yg bisa berakibat turunnya kompressi pada saat pembakaran.

Topik-topik terkait otomotif

 

 

mm
Deru Sudibyo
deru.sudibyo@gmail.com
23 Comments
  • Anonymous
    Posted at 09:02h, 07 September Reply

    karena apa kalo mobil panther diesel tahun 93 tidak kuat tanjakan???

  • Deru Sudibyo
    Posted at 20:11h, 27 September Reply

    Tanjakan seperti apa? Panther 93 hanya mengandalkan mesin diesel 2300 cc teknologi tua indirect injection. Tenaganya hanya 70an PS. Meskipun torsinya lebih tinggi dari mesin bensin, tapi kalo dihitung rasio PS/kg dan torsi (Nm/Kg) terhadap bobot mobil kurang memadahi untuk beban maupun tanjakan yang berat.

  • Anonymous
    Posted at 03:55h, 25 July Reply

    Pak, saya tertarik untuk aplikasi tips tsb di Taft GT saya, yg saya mau tanyakan ?
    1) Berapa diameter ideal untuk ukuran pipa split yg dari Exhaust tsb?
    2) Metode penyambungan antara pipa split exhaust dgn pipa Injector di gmn-in ya, apakah cantum las, disolder, atau dilem besi? biar tfansfer panasnya ideal?

    trimakasih atas sarannya,

    salam,
    Kuncoro

  • Deru Sudibyo
    Posted at 07:09h, 25 July Reply

    (1) Bisa dipilih pipa 0.5 inci
    (2) Pipa exhaust split jangan disambung dgn pipa injektor. Bahaya! Bisa terjadi pembakaran atau ledakan prematur di pipa. Pipa split cuman didekatkan dgn pipa injektor dengan jarak 20mm. Saya belum tahu jarak yang ideal. Saya cuman kuatir kalo terlalu dekat, minyak akan meledak prematur. Mestinya bikin penelitian ilmiah untuk menghitung jarak ideal. Atau seandainya mungkin, jarak dibikin adjustable dan diatur dengan mekanisme kontrol otomatik berdasarkan temperatur.

  • jana
    Posted at 07:54h, 19 November Reply

    ada kelebeihan dari mesin diesel 2300 cc, kalau pas ditanjakan emen Ciater, yaitu nyetir sambil wirid takut mundur lagi, terutama waktu jalan malam hari…..(jangan marah bercanda/pengalaman pribadi.

  • Muhammad Abduh
    Posted at 21:51h, 26 December Reply

    Mas Deru :
    Saya tertarik untuk mencoba mengaplikasikan pipa split exhaust pada mesin diesel nissan RD28 yang saya pasang di mobil CJ7 saya, boleh saya dapat info detailnya ? Dan kalau berkenan mungkin picture aplikasi sistem tersebut yang sdh terpasang di kendaraan Mas Deru, trims sebelumnya.

  • Deru Sudibyo
    Posted at 02:09h, 27 December Reply

    RD28 kalo gak salah indirect injection kan? Terus terang belum kebayang apakah cukup dengan mendekatkan pipa split di leher nozzle seperti yg saya lakukan di mesin direct injection (13B). Sebenarnya sistem ini membuat perlakuan mirip indirect injection pada mesin direct injection. Leher nozzle seolah menjadi ruang pemanas.

    Nah .. kalo ginian dilakukan pada mesin yg indirect injection, berarti ada 2 tingkat ruang pemanas. Padahal ruang pemanas yg sebenarnya sudah panas banget imbas dari ruang bakar. Takutnya, karena nozzle-nya tidak setegang direct injection, dengan dipanaskan lehernya malah menjadi renggang dan tekanan dari ruang pemanas berbalik.

    Tapi boleh dicoba sih… 🙂 Wong nggak ngrobah apa-apa di cylinder head kok. Kalo gagal ya dicopot lagi 🙂

  • Deru Sudibyo
    Posted at 03:24h, 27 December Reply

    Oh iya, saya juga mohon maaf kepada yg nanya tentang aplikasi sistem (?) ini untuk Taft GT. Intinya … yg pernah saya lakukan adalah untuk mesin direct injection. Untuk indirect injection belum pernah nyoba.

    Untuk mesin direct injection, lumayan terasa galaknya. Namun sebenarnya perobaan ini baru tingkat iseng, belum sampai ke tingkat riset. Nggak ada jaminan di sisi keamanan. Kalo pas jalan macet, terpaksa minggir dan matiin mesin, takut efek samping yg belum ketahuan jika leher nozzle terlalu panas. Maklum belum ada kontrol otomatisnya. Makanya akhirnya saya copot, lagi mikir bagaimana mengendalikannya.

    Yg kepikiran adalah dengan semacam solenoid yg ditrigger thermo-sensor untuk buka tutup pipa split. Cuman belum ada kesempatan yg leluasa untuk mencari solenoid dan thermosensor yg cocok untuk sistem ini.

  • Hardi Djaja
    Posted at 21:07h, 06 May Reply

    saya tertarik dengan artikel anda……….bagai mana dengan mesin diesel kia sportage tahun 1999? ma ka si sebelumnya

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 02:23h, 07 May Reply

      Saya belum tahu mesin Kia Sportage termasuk jenis diesel yg mana. Pada dasarnya teknik heating ini saya tujukan untuk diesel dg injeksi langsung (direct) jenis konvensionaL, seperti 13B. Tuhuannya untuk menambahkan “kelebihan” peran ruang bakar mesin indirect injection untuk mesin direct injection. Artinya, jika mesin anda indirect injected, berarti teknik ini tidak perlu. Jika mesin anda direct injected tapi tidak konvensional alias modern (misal common reel), saya rasa juga tidak perlu.

  • rony ebit
    Posted at 21:52h, 15 May Reply

    Saya punya taft f70 tahun 91 emang bnar tangguh.. kbtulan saya krrja dinas pu jadi off road sdh jadi pekerjaan rutinitas ke lokasi proyek,, apalagi medan di flores…yang bertaburan lumpur dan dedak… yang perlu di perhatikan ectra aq bagian kaki pada kendaraan

  • zul'an ramadhani
    Posted at 02:54h, 15 January Reply

    Saya punya mitsubishi kuda diesel thn 2001, mobil saya sering kalah di knalpot, dan mobil saya bergetar tuas perselennya pun ikut bergetar, apa kira kira penyebabnya?? Minta pencerahannya trrima kasih sebelumnya..

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 23:09h, 24 January Reply

      Diesel memang lebih bergetar karena kompresinya lebih tinggi ketimbang mesin bensin. Namun bergetar melebihi kebiasaan, pasti ada penyebabnya, antara lain (1) engine mounting sudah rusak, atau (2) mesin pincang. Jika tenaga masih sama, coba diperiksa karet ganjal mesinnya (engine mounting). Tapi jika tenaga berkurang, berarti mesin pincang. Ada nozzle yang tidak nyembur dengan baik, atau pompa injeksi yg bermasalah.

      Maaf telat menjawab karena kesibukan jarang buka blog 🙂

  • alberto
    Posted at 15:04h, 19 April Reply

    Saya tanyak mas tentang taft gt..
    1) Kenapa waktu tanjak kan kopling setengah di injak lalu mesin getar semua terus jika di lepas pelan2 langsung mesin nyaa edak kuat dan mati itu pada hal masuk gear 1 kenapa itu gan?

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 01:23h, 20 April Reply

      Di tanjakan tidak boleh menggunakan setengah kopling. Berbahaya dan membahayakan kendaraan lain. Bergetar karena plat kompling sudah mulai menipis, sehingga koefisien geseknya tidak merata. Tekanan pegas dekrup juga tidak merata. Terlebih jika sudah berumur. Ketika posisi jepitan terkuat dekrup ketemu dengan permukaan asbes yg licin, maka terjadi slip. Keadaan ini berulang sehingga terasa seperti getar.

      Kita mesti tahu bahwa plat kopling (clutch) terdiri dari 2 keping roda, roda dalam dan roda luar. Di antara 2 roda tsb di pasang pegas kecil-kecil guna meredam torsi poros mesin. Poros mesin memutar roda dalam dengan gentakan torsi murni. Namun gentakan ini diredam oleh per kecil-kecil sebelum sampai ke roda luar. Sehingga roda luar meskipun tipis tapi aman. Tanpa konstruksi seperti ini, clutch harus kekar. Selain tidak nyaman, juga implementasinya sulit karena perlu ruang lebih.

      Jika kondisi getar akibat slip berulang dipaksakan, roda atau piring luar yang tipis mengalami pukulan keras berkali-kali. Meski ada per, pukulan keras tsb tidak bisa diredam. Akibatnya, jari-jari penahan per akan putus satu demi satu dan akhirnya piring luar akan lepas sama sekali ikatannya dengan piring dalam. Kendaraan tidak bisa lagi maju atau mundur, karena mesin putus hubungan dengan transmisi. Jika ini terjadi di tanjakan, kendaraan akan meluncur mundur dan hanya bisa ditahan dengan rem.

      Kenapa taft tidak kuat nanjak? Mungkin saja tanjakannya sudah diluar kemampuan mesin Taft yang hanya 70PS. Tapi sebenarnya tidak ada jalan yang tanjakannya di luar kemampuan kendaraan yang paling lemah. Dan Taft bukan kendaraan paling lemah. Yang anda alami boleh jadi mesin Taft anda sudah tidak normal. Namun untuk kendaraan 4×4 sebenarnya masih ada senjata pamungkas meski mesin dalam kondisi lemah. Tuas transfercase masukkan saja ke posisi 4L dan gunakan mulai gigi 2. Jika masih terasa berat, turunkan ke gigi 1. Selama mesin masih hidup, agak mustahil gigi 1 pada 4L menyerah di tanjakan jalan.

  • Mario DIrgantara
    Posted at 19:22h, 20 April Reply

    Luar biasa artikelnya mas..
    Terima kasih sudah banyakk berbagi hal-hal menarik mengenai mesin diesel..
    salam hormat..

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 02:58h, 21 April Reply

      Thanks berat mas (y)

  • Andik
    Posted at 05:59h, 13 April Reply

    Om saya punya bus tahun tua 97 ps100 apakah semua mesin Mitsubishi 100ps buat tanjakan lemah dan temperatur naik….mintak solusinya om

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 06:58h, 15 April Reply

      Agak susah karena mobil tua, bisa saja sudah tidak normal. Untuk melihat apakah mesinnya masih normal, yang paling mudah, hidupkan mesin dan buka tutup pengisian oli. Lantas pegang tisu persis di atas lobang pengisian oli yang sudah dibuka tutupnya. Jika ada pengaruh kipas, halangi dengan benda apapun (mungkin sobekan kerdus) untuk menangkis angin dari kipas. Gedein gasnya. Jika tisu tidak tersembur ke atas, berarti mesin masih normal. Jika ada dorongan hawa ke atas (disebut blowby), berarti kompresi sudah bocor, dan pasti tenaganya kurang. Bahkan jika blowby-nya sudah cukup besar bercampur asap dan/atau uap oli, tinggal menghitung hari. Sebentar lagi harus turun mesin.

      Jika mesin itu normal, langkah selanjutnya adalah mengkaliberasi injektor dan rawat nozzle supaya semburan 4 nozzle seimbang. Bila perlu sekalian setel klep. Setelah itu barulah anda mendapatkan tenaga 100 PS yang mendekati benar.

      Jika mesin normal tapi masih terasa tidak mampu nanjak, bisa jadi yang bawa tidak biasa membawa diesel konvensional yang tenaganya pas-pasan. Motor diesel lebih mampu di tanjakan ketimbang motor bensin, karena torsinya lebih besar. Tetapi bukan berarti motor diesel harus menang geber-geberan di tanjakan. Puncak torsi motor diesel berada di RPM yang sangat rendah. Sehingga, bagi motor yang pas-pasan harus sabar bermain di RPM rendah. Jika napsu trus digeber karenaa nggak mau disalip, yang nambah cuman suara dan kebul hitamnya saja. Tendangannya bahkan makin lemah.

      Apakah tenaga 100 PS (sekitar 97 PK atau HP) termasuk besar? Besar untuk tahun 1980an. Ketika itu mobil pribadi seperti kijang, colt, taft, jimny, vw kodok/kombi dll paling tinggi 70 PS. Ditolong dengan rasio gardan truk yang cukup besar, truk/bus 100 PS meski bermuatan berat masih tidak terlalu ketinggalan. Tapi hari ini … bayangkan… Toyota Avanza 95 PS. Bahkan Honda Brio yang imut saja sudah 110 PS.

  • Fran
    Posted at 19:34h, 07 June Reply

    kalo sumber panasnya ambil dari radiator gemana ya pak… mungkin panasnya lebih terkontrol karena ada termo switch…

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 21:42h, 07 June Reply

      Saya rasa lebih baik asal bisa mensiasati supaya saluran bbm yang dipanaskan setelah pompa injeksi. Sehingga pompa injektor tetap memompa bbm bersuhu normal. Pompa injektor tidak dirancang untuk memompa bbm panas.

  • Faisal
    Posted at 19:25h, 22 December Reply

    Selamat malam mas..saya mau tanya berapa besar ukuran pipa yg di pasan dan persisnya jarak antara pipa nozel dan pipa pem buangan knalpot ..tolong Infonya mas..tks. salam hormat.

    • mm
      Deru Sudibyo
      Posted at 13:18h, 21 January Reply

      Sekitar sejari. Sebenarnya tidak diukur secara pasti dan targetnya utamanya pipa injection-line di leher nozzle, bukan nozzle-nya. Selain pipa kuningan itu tipis, lebih cepat menginduksi panas, juga supaya tidak mengganggu ketika bongkar-pasang nozzle.

Post A Reply to Andik Cancel Reply