Dari Assembler Hingga Unidentified Power

07 Apr 2011 Dari Assembler Hingga Unidentified Power

Orang IT yang biasa programming ternyata mendapat efek samping yang cukup menakjubkan sekaligus membingungkan. Hal ini saya alami sendiri. Tiba-tiba saya mampu memutar bandul-bandul kecil yang digantung dengan benang pada meja cukup hanya dengan menyentuh mejanya pelan-pelan. Hal ini baru ketahuan akhir Maret 2011 lalu. Yang lebih aneh lagi, bandul yang berputar hanya bandul yang saya targetkan dalam angan-angan. Arah putarannya pun mengikuti angan-angan saya. Silakan lihat rekaman rekan saya berikut ini:

Banyak teman-teman dan tetangga yang sudah melihatnya. Sebagian menganggap itu kekuatan “tenaga dalam” karena saya memang mereka kenal sebagai pemain beladiri sejak masik kanak-kanak dan bahkan sempat menjadi atlet daerah. Sebagian lagi menganggap ada jin di balik itu. Menurut saya semua tidak benar.  Dari semua aliran beladiri yang pernah saya tekuni, semuanya murni fisik.  Mengenai jin juga kurang masuk akal. Karena saya tidak memiliki dan tidak tertarik untuk memiliki ilmu berkontak dengan jin.

Sejauh ini hanya ada 5 orang yang pendapatnya bisa saya pahami, yaitu adik saya dan 2 teman, salah satunya Heri Supriyanto (sahabat dan pemain tenaga dalam). Tayangan aksi saya di youtube di atas adalah hasil rekaman tetangga dekat. Menurut 3 orang ini, apa yang sedang saya alami adalah kekuatan otak kanan yang timbul dengan tidak sengaja. Memang biasanya harus melalui prosedur latihan yang dibimbing oleh pakar yang berpengalaman.

Sedangkan 2 orang lainnya adalah Riyo Sesono dan Zelfen Zulkarnain. Mereka adalah rekan se alumni Dept Statistika Komputasi IPB. Mereka belum pernah melihatnya langsung aksi saya. Mereka hanya menbaca posting saya di milis alumni. Dari hasil membaca postingan saya, mereka berpendapat bahwa itu adalah kekuatan diri saya sendiri dan mungkin sebagai karuniaNYA.

 

Kekuatan Otak Kanan

Setelah saya baca sejumlah artikel, ternyata konon otak kanan memiliki kekuatan yang jika dilatih bisa menakjubkan. Konon melatih otak kanan caranya dengan MENGKHAYAL tapi sangat fokus. Bisa jadi ini benar. Karena saya memang tukang mangkhayal. Sebagai pembuat software, daya khayal merupakan andalan utama. Disain tentu tidak detil. Detilnya disimpan dalam khayalan. Karena kalau detilnya juga dituangkan dalam disain, kurang-lebih akan sebanyak dan serunyam source code yang akan disusun.    Artinya sama juga kerja 2 kali.

Terutama dalam disain software yang bersifat multitasking, daya khayal harus lebih kuat lagi karena yang dikhayalkan adalah proses asinkron atau simultan. Mirip bermain catur buta sekaligus jadi diri sendiri dan lawannya. Nah kebetulan sejauh ini software yang saya bikin selalu multitasking. Sehingga cukup masuk akal jika daya khayal saya dianggap cukup kuat.

Terlebih di kurun terakhir ini, saya harus menghabiskan waktu 18-20 jam setiap hari selama hampir 2 tahun untuk membangun zJOS-XDI. Yaitu 3 bulan di tahun 2003 dan dilanjutkan 18 bulan di awal 2005 hingga pertengahan 2006. Hampir seluruhnya (80% lebih) harus dibuat dalam assembler karena software ini harus menjadi bagian dari kernel OS untuk menjalankan fungsinya (otomasi). Tentu mekanisme proses yang dikhayalkan harus sangat detil hingga ke level mesin karena assembler memang perakit langsung instruksi mesin. Jangan-jangan ini yang merangsang munculnya kemampuan otak kanan saya (untuk memutar bandul) meskipun tidak sengaja dan tidak pernah dilatih sesuai prosedur yang benar.

 

Berawal dari Ketidaksengajaan

Awalnya, saat itu adalah Minggu malam 13 Maret 2011, saudara saya datang ke rumah dengan membawa sepasang batu kecil yang disebut “klenthing mungil”. Batu tersebut konon bertuah dan diburu kolektor benda antik. Tuahnya konon sangat menakjubkan, karena kasat mata, yaitu bisa berputar sendiri manakala digantung dengan benang. Di bawa ke rumah rupanya sewot karena saya meragukan tentang tuah tersebut. Karuan saja ragu, karena berputar kan butuh energi, padahal dia hanya butiran batu yang pasif.

Setelah sampai di rumah, lantas dia mulai siapkan sebuah demonstrasi tuah klenthing mungil yang baru ditemukannya itu. Ternyata ujudnya mirip kendhi sebesar jempol dan satu berwarna putih marmer dan yang lain berwarna hitam. Yang putih sedikit lebih kecil. Konon batu itu harus diberi wewangian.

Nahasnya, sejak sore hingga hampir pukul 3 pagi, demonstrasi tersebut tak membuahkan hasil. Sang klenthing tetap diam tidak mau berputar meskipun sang pemilik sudah berkali-kali membacakan mantranya. Karena kesal dan lelah, akhirnya batu diserahkan pada saya untuk mencobanya sendiri. Kertas bertuliskan mantra yang dia download dari internet pun diserahkan pula pada saya. Tetapi saya tidak mau membaca mantra itu karena tidak tahu artinya. Takut terjebak mengikrarkan sesuatu kepada makluk lain. Saya hanya memegang benangnya dan mengangkatnya sambil berucap “heh batu, saya tidak akan mengganggu siapapun dan saya juga tidak mau diganggu siapapun. Saya hanya ingin tahu apakah kamu yang berujud batu bisa berputar. Jika bisa tunjukkan, berputarlah ke kanan”. Selesai berucap, batu putih itu tampak mulai berayun-ayun dan lama-lama berputar ke kanan membentuk lingkaran penuh. Makin lama makin cepat dan lengkaran lintasanya pun makin luas, hingga mencapai jari-jari sekitar 10cm. Setelah itu saya hentikan dan saya perintahkan untuk berputar ke kiri. Maka si batu putih pun mulai berputar ke kiri. Sang pemilik pun tampak lega karena saya telah membuktikan sendiri batu tersebut memang bisa berputar tanpa input energi.

Setelah sekitar 20 menit, maka batu putih tersebut saya letakkan di meja dan saya ambil batu yang hitam. Demi melihat batu hitam berputar, sang pemilik kaget, “lho kok yang item bisa ya? Padahal seharusnya nggak bisa tuh!”. Kalimat itulah yang melekat dalam ingatan saya. Pukul 3:30 pagi saudara saya pamitan pulang. Namun kalimat tentang batu yang hitam itu terus saja terngiang dalam ingatan. Muncul berbagai pertanyaan dalam hati. Kenapa yang seharusnya tidak bisa kok jadi bisa? Jangan-jangan batu-batu itu memang tidak bisa berputar. Jangan-jangan yang membuat dia berputar adalah tangan si pemegangnya. Siapa yang menjamin tangan kita 100% diam saat memegang benang menggantung batu?

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tiap hari muncul dan ternyata tidak hanya dalam hati. Buktinya Sari, isteri saya ikut menyahut. Kata Sari, “Kamu jangan mikirin itu terus. Itu jin! Kamu ditipunya”. Saya menjawab: “Itu bikan jin, itu adalah tenaga saya sendiri. Itu adalah gerak lembut ujung tangan saya”. Mungkin saking keselnya, Sari ambil kerikil di halaman depan dan diikatnya dengan benang dan diserahkan pada saya sambil berucap “Nih.. batu biasa nggak ada jinnya… buktikan jika kamu bisa memutarnya dengan cara yang sama seperti kemaren”. Batu itu segera saya pegang benangnya dan saya angkat ke atas. Setelah tenang, lantas saya perintah untuk berputar ke kanan. Ajaib!!! Batu kerikil biasa pun ternyata bisa berputar seperti klenthing mungil. Bahkan karena lebih berat, maka meskipun awalnya lebih lamban tapi putaran maksimalnya melebihi klenthing mungil. Sari pun akhirnya percaya bahwa apa yang saya renungkan ternyata benar. Batu itu bukan berputar sendiri, melainkan saya putar dengan tenaga yang sangat halus sehingga tampaknya tangan saya diam. Saya sendiri juga sebenarnya bingung. Karena tangan saya saat menggantung batu tersebut benar-benar tampak diam. Saya cermati benar ujung jari yang menjepit benang.. juga diam.

Saking penasarannya, akhirnya untuk menjamin bahwa tangan dan ujung jari saya benar-benar diam, maka jari yang menjepit benang saya tempelkan pada ujung sudut meja. Ternyata bandul mau berputar juga. Kali ini memang lebih pelan. Berarti tangan bebas memang tidak diam. Untuk lebih menjamin lagi, maka ujung benang saya tempelkan pada tepi sudut meja dan saya tahan dengan jempol. Ternyata juga tetap mau berputar sesuai perintah saya.

Rupanya makin bikin penasaran saja nih. Lantas bandul saya ikatkan langsung dengan sudut meja dan tangan saya tempelkan ke atas permukaan meja. Kali ini berarti benang penggantung tidak berhubungan langsung dengan tangan maupun jari saya. Sangat ajaib!!! Bandul masih mau berputar sesuai perintah saya. Dan yang terakhir saya pasang beberapa bandul seperti yang saya demonstrasikan di youtube di atas. Saya letakkan tangan di atas sambil memberi perintah kepada salah satu bandul untuk berputar ke kanan atau ke kiri. Ruaarrr biasa…. hanya yang saya perintah yang berputar. Bandul yang lain diam. Kadang ada yang ikut bergoyang sedikit mungkin karena keserempet pandangan (tatapan) saya saat konsentrasi terganggu. Dan inilah awal dari sebuah kebingungan dan keasyikan tersendiri.

 

Apakah Ini Hadiah?

Jika benar ini adalah kerja orak kanan… Jika benar ini adalah efek samping dari mengkhayal, maka penyebab utamanya adalah membuat software terlebih multitasking. Namun sebenarnya tujuan membuat software adalah mengais rejeki mencari nafkah. Barangkali karena bisnis software masih seret, Tuhan menghibur saya dengan hadiah ini agar tetap semangat tapi tawakal. Nyatanya memang saya sangat terhibur. Semula tiap malam begadang sampai pagi hanya memandangi imil barangkali ada problem report dari pengguna. Rasanya bosan, senep dan sebel. Meskipun sejauh ini sangat jarang dan yang muncul bukan product error, tapi saya tetap merasa harus berjaga tiap malam karena sudah merupakan tanggungjawab sebagai penyedia software. Saya merasa tidak boleh lari dari belenggu tanggungjawab.

Dengan hadirnya hadiah ini, tidak ada sebal lagi, tidak ada stress lagi. Malah nambah semangat. Imil, YM, Skype, milis dan ponsel tetap on air. Namun saya asyik menggoyang bandul di meja kecil di teras depan. Lampu teras saya matikan agar orang yang lewat tidak melihatnya dengan jelas. Takut dikira “wong gemblung”. Meskipun sejak hari pertama hingga ditulisnya posting ini belum ada kemajuan yang berarti, namun saya tetap semangat memainkannya. Lagi pula tidak ada ambisi karena tidak tahu kemanjuannya mau kemana. Yang saya rasakan hanyalah sebuah keajaiban dan pasti ada sebuah mandat dari langit di balik semua ini, yang belum saya ketahui. Mungkin ada pembaca yang tahu tentang hal semacam ini, saya mohon pencerahan.

Dalam memainkannya, makin konsentrasi makin cepat putarannya. Makin ngotot pikiran, mata dan/atau tangan saya (dari menyentuh menjadi menekan meja) juga makin cepat bandul berputar. Karena konsentrasi cukup menyerap tenaga, maka jam tidur saya pun bertambah, yang semula antara pukul 8:00-11:00 pagi, menjadi 8:00-14:00. Rasanya bangun tidur juga lebih bugar. Ya ALLAH, maturnuwun atas hadiah MU ini… semoga ada manfaatnya juga buat keluarga dan orang lain. Amiien 🙂

Topik-topik terkait

  1. Mencermati Unidentified Power
  2. Memalak Thuyul
  3. Sulap, Benarkah Tanpa Mantra?
mm
Deru Sudibyo
deru.sudibyo@gmail.com
No Comments

Post A Comment